Selasa, 16 Februari 2016

Menggapai Serpihan Mimpi

Aku sebut itu serpihan mimpi.

1Mimpi yang Akhirnya Menjadi Kenyataan
"
 Mimpi adalah sebuah keinginan besar bagaikan angan-angan jauh tinggi disana, sehingga rasanya seperti mimpi- menyampurkan hukum ketidakpastian menjadi pasti dalam tekad. Menginjakkan kaki di luar negeri adalah salah satu mimpiku. Berawal dari permulaan yang besar, membuat sebuat passport seharga Rp 355.000 dengan uang pribadi mungkin bukanlah hal yang mudah untuk seorang mahasiswa tanpa pendapatan tetap ini. Tapi ini adalah salah satu modal pokok untuk menembus mimpiku. (Pas banget waktu itu pengeluaran lagi banyak hahaha-tenanglah uang akan selalu beredar dan tertidur didalam rekening empunya)

Passport sudah ditangan, aku bolak-balik perhalaman rasanya kosong sekali. Tidak ada sejarah perjalanan didalam lembar-lembar visa.Sebenarnya aku pun tidak tahu perhalaman visa itu akan diisi apa? Gunanya untuk apa? Atau hanya buat menuh-menuhin passport aja supaya terlihat tebal?

Seringkali juga aku merasakan kecewa oleh berbagai website maskapai penerbangan, karena harga penerbangan yang cepat sekali berubah-ubah dalam hitungan menitnya tidak sesuai dengan diriku yang berharap terlalu tinggi #korbanphpmaskapai. Terkadang ada tulisan merah kecil dibawah harganya, menunjukkan keterangan “one limited seat”.  Kuota internet harus mumpuni kecepatannya dan uang di ATM harus tersedia.

Negeri Singapura, berisikan kota-kota kecil yang maju merata, dengan kurs dollar yang cukup tinggi, serta harga-harga yang termahal di Asean. Aku sangat ingin mengetahui bagaimana Singapura sebenarnya. Akhirnya mantaplah aku menulis tujuan penerbangan ke Singapura memilih dengan harga terbaik pastinya. Tapi aku bingung kalau aku memilih opsi sekali pergi atau pulang pergi?
Sebab, kalau aku membeli hanya one way berarti aku beli tiket pulangnya dengan mata uang dollar. OMG! Susah sekali menemukan tiket Singapura-Jakarta dengan pembayaran mata uang rupiah, sedangkan waktu terus berjalan.
Lalu aku pilih opsi pulang pergi dan lagi-lagi aku harus meredam gejolak mimpi, karena harga berangkatnya murah, tetapi harga pulang ke Indonesianya cukup menguras dompet saya. Lagi-lagi harus realistis haha

Akhirnya saya mengalah, dan menjalani hidup sederhana seperti biasanya dengan mengeluarkan rupiah dengan sesuai kebutuhan saja demi mendapatkan masa depan pengalaman baru yang lebih berkelas.

Beberapa kesempatan saya coba dan coba lagi di setiap kesempatan, akhirnya dapat juga tiket pulang pergi seharga Rp 700.000 rasanya saya bahagia luar biasa seperti mendapatkan penghargaan dan diteriaki para penonton atas kemenangan saya.  Whahaha!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pilih ANONIM untuk mengirim komentar :jika ingin dirahasiakan nama pengirim atau jika anda menemukan kesulitan dalam mengirim komentar: Well i am wait...