Aku sebut itu serpihan mimpi.
1Mimpi yang Akhirnya Menjadi Kenyataan
"
Mimpi adalah sebuah keinginan besar bagaikan
angan-angan jauh tinggi disana, sehingga rasanya seperti mimpi- menyampurkan
hukum ketidakpastian menjadi pasti dalam tekad. Menginjakkan kaki di luar
negeri adalah salah satu mimpiku. Berawal dari permulaan yang besar, membuat
sebuat passport seharga Rp 355.000 dengan uang pribadi mungkin bukanlah hal
yang mudah untuk seorang mahasiswa tanpa pendapatan tetap ini. Tapi ini adalah
salah satu modal pokok untuk menembus mimpiku. (Pas banget waktu itu pengeluaran lagi banyak hahaha-tenanglah uang akan selalu beredar dan tertidur didalam rekening empunya)
Passport sudah ditangan, aku bolak-balik
perhalaman rasanya kosong sekali. Tidak ada sejarah perjalanan didalam
lembar-lembar visa.Sebenarnya aku pun tidak tahu perhalaman visa itu akan diisi
apa? Gunanya untuk apa? Atau hanya buat menuh-menuhin passport aja supaya
terlihat tebal?
Seringkali juga aku merasakan kecewa oleh
berbagai website maskapai penerbangan, karena harga penerbangan yang cepat sekali
berubah-ubah dalam hitungan menitnya tidak sesuai dengan diriku yang berharap
terlalu tinggi #korbanphpmaskapai. Terkadang ada tulisan merah kecil dibawah
harganya, menunjukkan keterangan “one limited seat”. Kuota internet harus mumpuni kecepatannya dan
uang di ATM harus tersedia.
Negeri Singapura, berisikan kota-kota kecil
yang maju merata, dengan kurs dollar yang cukup tinggi, serta harga-harga yang termahal
di Asean. Aku sangat ingin mengetahui bagaimana Singapura sebenarnya. Akhirnya
mantaplah aku menulis tujuan penerbangan ke Singapura memilih dengan harga
terbaik pastinya. Tapi aku bingung kalau aku memilih opsi sekali pergi atau
pulang pergi?
Sebab, kalau aku membeli hanya one way
berarti aku beli tiket pulangnya dengan mata uang dollar. OMG! Susah sekali
menemukan tiket Singapura-Jakarta dengan pembayaran mata uang rupiah, sedangkan
waktu terus berjalan.
Lalu aku pilih opsi pulang pergi dan
lagi-lagi aku harus meredam gejolak mimpi, karena harga berangkatnya murah,
tetapi harga pulang ke Indonesianya cukup menguras dompet saya. Lagi-lagi harus
realistis haha
Akhirnya saya mengalah, dan menjalani hidup
sederhana seperti biasanya dengan mengeluarkan rupiah dengan sesuai kebutuhan
saja demi mendapatkan masa depan pengalaman baru yang lebih berkelas.
Beberapa kesempatan saya coba dan coba lagi
di setiap kesempatan, akhirnya dapat juga tiket pulang pergi seharga Rp 700.000
rasanya saya bahagia luar biasa seperti mendapatkan penghargaan dan diteriaki
para penonton atas kemenangan saya. Whahaha!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pilih ANONIM untuk mengirim komentar :jika ingin dirahasiakan nama pengirim atau jika anda menemukan kesulitan dalam mengirim komentar: Well i am wait...