Selasa, 16 Juni 2015

Menanti Pagi

Melihat pagi
dan merasa dipanggil angin pagi untuk bermain bersama
Segeraku menaiki tangga
Menuju bagian tertinggi
Saat kupijak anak tangga terakhir
Udara pagi sebenarnya, berdatangan menyambutku
Kicauan burung gereja bersahutan
Makin ku melangkah maju
Semakin terpana dengan pesona pagi
Karya Sang Pencipta tiada dua
Langit ini menampilkan pergerakan performanya
Hingga sang pemeran utama muncul dengan malu-malu
Namun tetap menawanlah menyinari duniaku
Sampai senja mengantarkanmu pulang

Inilah ditengah hiruk pikuk kota
Apakah ini sisa dari keindahan yang ditawarkan para pelukis jalanan?
Oh ini sisanya (pada nyatanya)
Aku ingin menyelami saat tempat ini belum mulai sakit sebelum terjamah banyak manusia

Udara, Pepohonan, Rumah, Burung...
Seolah berebutan mengadu kepadaku
Atas apa saja yang telah terjadi

Namun...
Terima Kasih Allah
Telah memberikan nikmat sejuknya pagi yang lugu ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pilih ANONIM untuk mengirim komentar :jika ingin dirahasiakan nama pengirim atau jika anda menemukan kesulitan dalam mengirim komentar: Well i am wait...