Sabtu, 08 Oktober 2016

Pikiran

Take it Flow
Kayanya kata-kata itu cocok untuk yang satu ini - pikiran.
Pikiran meski dipaksa untuk menerjemahkan semuanya, pikiran butuh waktu dan proses yang rumit entah apa yang terjadi didalamnya.
Ditambah lagi campuran sifatmu, yang idealis/obsesi/moody/lazy/ceroboh/lainnya.

Kejadian ini selalu terjadi saat saya harus menerjemahkan apa yang pikiran saya pikirkan. Saat saya membuat jurnal atau tulisan ilmiah, pasti mentok di latar belakang. Ya latar belakang, padahal latar belakang itu letaknya diawal.  Ibarat mau masuk rumah, maka latar belakang adalah alasan mengapa kamu mau pulang kerumah. 

Meskipub semuanya sudah terkonsep dengan baik. Menyiapkan segala alurnya dalam berbagai keadaan. Namun saat ingin menulis, alur mana yang akan saya pakai?

Yakin mau pakai alur ini? ini kan sifatnya sementara, ini kan sifatnya long term. bla bla bla. Banyak sekali pertimbangan yang berisiknya kaya suporter bola di Gelora Bung Karno. 

Ya kalau saya pasti mentok diawal, pasti. hahaha tapi percayalah membuka awal memang sulit sekali namun selanjutnya kamu bisa mengatur kecepatanmu.

By the way saya sendiri selalu mengerjakan sesuatu dengan target, misalnya sekarang pukul 09.00 maka pukul 09.30 saya harus selesai mengerjakan itu. Kalau tidak mampu menyelesaikan, setidaknya mengumpulkan data-data yang berkaikan, Jika sudah terlau mentok, maka saya akan mengonsumsi yang segar-segar seperti jus buah (if any) kalo ga ada ya pokoknya ambil minum. Tapi menghindari snack berat atau snack crunchy yg lezat ala MSG karena tangan saya ga mau mengambil itu hehehe- karena saya mudah terserang radang gara-gara snack unyu itu.

Memang yang terbaik adalah learning by doing. Jadi kita bisa menguji percobaan-percobaan yang langsung kamu kerjakan dilapangan. Kalau hanya menulis dan menangkap fakta sekunder dari internet atau baca-baca aja, rasanya kurang sempurna dan banyak hal yang tertinggal. 

Teknisnya gimana biar cepet selesai menerjemahkan pikiran?  Kalo saya sih ke kasur, ambil guling,  tidur. Sayangnya tidur saya ga nyenyak kalau belum mengeluarkan ide ide liar ini, jadi saya harus jinakan mereka dalam selembar kertas dan tulisan. Menulis ala gaya menulis diary tapi dengan bahasa yang tetap sesuai kebutuhan mau formal/non formal, supaya tidak kerja dua kali. Yakinlah bawa dua senjata ini, kertas dan pulpen lalu dengarkan gelombang otakmu. Hahaha

Ya Allah lancarkanlah raga ini mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu, semoga mestakung berpihak dengan baik hati. Doain ya readers, saya mampu segera melewati berbagai ujian akademik menuju kelulusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pilih ANONIM untuk mengirim komentar :jika ingin dirahasiakan nama pengirim atau jika anda menemukan kesulitan dalam mengirim komentar: Well i am wait...