Sekulerisme, pemikiran yang membedakan antara kehidupan dunia dan akhirat (tidak saling berkaitan) lebih kepada pemikiran logika manusia.
Ya sekuler itu sendiri punya beberapa tingkatan,
Sekuler berat (tidak mempercayai bahwa rezeki adalah pemberian dari Allah, namun dari hasil kerja keras usahanya)
Sekuler menengah (beri contoh sendiri, haha)
Sekuler ringan (contohnya kaya pergaulan)
Nah yang seringkali saya temui, atau bahkan kalian temui adalah sekuler ringan. Yang terkadang mengbolehkan kita melakukan itu yg seharusnya tidak dilakukan hanya agar diterima oleh lingkungan. Hidup seperti Islam sesungguhnya, menjadi hal yang kerap kali dipandang sebelah mata oleh pergaulan, memerlukan tekad dan prinsip yang tidak mudah goyah. Yang ita perlukan adalah bagaimana menyikapi untuk menyeimbangkan dengan sesama namun tidak mengganggu syariatNya.
Namun percayai, bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan adalah do'a. Learning by doing.
Ya Allah, jika ku renungkan kembali banyak sekali dosa hambaMu ini. Lemahnya hamba ini yang gampang dipengaruhi emosinya. Mudahnya layu dalam perjuangan karena seringkali terhanyut dalam angin menjauhiMu.
Tantangan kita banyak sobat.
Dan, pesanku untuk perempuan yg saya sayangi. . .aku punya pesan yang agak memberatkan dirimu, tapi paksalah dirimu untuk ini. . . berkerudung. Berkerudung sampai dada, memakai pakaian tidak ketat, dan pakailah kaos kaki. Aurat perempuan yang sudah akil baligh adalah seluruhnya, kecuali wajah dan telapak tangan (ada ayatnya, cari deh di google abis itu buka Qur'annya).
Dulu saya kalau lihat orang yang kaya diatas itu, saya pasti berfikiran ribet, ga banget, kolot. Saya juga ga tau bukti-bukti pastinya, kaya ayat dan haditsnya. Inilah akibat dari menjauhi kebaikan.
Tapi percayalah itu (menutup aurat) adalah doa, sekarang saya berusaha mencoba seperti diatas, fine-fine aja, sebagai hamba yg bertanggungjawab saat mengetahui itu kewajiban. Bukan masalah kepribadian. Kejelekanku hanya karna ku, namun kewajibanku karena aku mencintai Sang Penguasa semesta alam, berusaha selalu dekat dengan-Nya, mendapat perhatian-Nya, dan memang aku jatuh hati padaNya. Sungguh, indah.
Kamu mau coba kan?
Balasannya, insya allah surga kelak.
*Dampingi juga kewajibanmu, bahwa surga dibawah telapak kaki ibu, dan kalau kamu sudah bersuami taatlah pada kebaikannya.
Surga ada apaan aja. Saya belom kesana, tapi hati udah berbunga-bunga membayangkannya. Sampai lupa diri, kalau saya masih banyak dosa. Tolong keihlasan memaafkan saya ya :)
Ya sekuler itu sendiri punya beberapa tingkatan,
Sekuler berat (tidak mempercayai bahwa rezeki adalah pemberian dari Allah, namun dari hasil kerja keras usahanya)
Sekuler menengah (beri contoh sendiri, haha)
Sekuler ringan (contohnya kaya pergaulan)
Nah yang seringkali saya temui, atau bahkan kalian temui adalah sekuler ringan. Yang terkadang mengbolehkan kita melakukan itu yg seharusnya tidak dilakukan hanya agar diterima oleh lingkungan. Hidup seperti Islam sesungguhnya, menjadi hal yang kerap kali dipandang sebelah mata oleh pergaulan, memerlukan tekad dan prinsip yang tidak mudah goyah. Yang ita perlukan adalah bagaimana menyikapi untuk menyeimbangkan dengan sesama namun tidak mengganggu syariatNya.
Namun percayai, bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan adalah do'a. Learning by doing.
Ya Allah, jika ku renungkan kembali banyak sekali dosa hambaMu ini. Lemahnya hamba ini yang gampang dipengaruhi emosinya. Mudahnya layu dalam perjuangan karena seringkali terhanyut dalam angin menjauhiMu.
Tantangan kita banyak sobat.
Dan, pesanku untuk perempuan yg saya sayangi. . .aku punya pesan yang agak memberatkan dirimu, tapi paksalah dirimu untuk ini. . . berkerudung. Berkerudung sampai dada, memakai pakaian tidak ketat, dan pakailah kaos kaki. Aurat perempuan yang sudah akil baligh adalah seluruhnya, kecuali wajah dan telapak tangan (ada ayatnya, cari deh di google abis itu buka Qur'annya).
Dulu saya kalau lihat orang yang kaya diatas itu, saya pasti berfikiran ribet, ga banget, kolot. Saya juga ga tau bukti-bukti pastinya, kaya ayat dan haditsnya. Inilah akibat dari menjauhi kebaikan.
Tapi percayalah itu (menutup aurat) adalah doa, sekarang saya berusaha mencoba seperti diatas, fine-fine aja, sebagai hamba yg bertanggungjawab saat mengetahui itu kewajiban. Bukan masalah kepribadian. Kejelekanku hanya karna ku, namun kewajibanku karena aku mencintai Sang Penguasa semesta alam, berusaha selalu dekat dengan-Nya, mendapat perhatian-Nya, dan memang aku jatuh hati padaNya. Sungguh, indah.
Kamu mau coba kan?
Balasannya, insya allah surga kelak.
*Dampingi juga kewajibanmu, bahwa surga dibawah telapak kaki ibu, dan kalau kamu sudah bersuami taatlah pada kebaikannya.
Surga ada apaan aja. Saya belom kesana, tapi hati udah berbunga-bunga membayangkannya. Sampai lupa diri, kalau saya masih banyak dosa. Tolong keihlasan memaafkan saya ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pilih ANONIM untuk mengirim komentar :jika ingin dirahasiakan nama pengirim atau jika anda menemukan kesulitan dalam mengirim komentar: Well i am wait...