Jumat, 12 Oktober 2018

This Life

Di hidup ini selalu ada dua jenis.
Ada orang yang suka denganmu dan ada juga orang yang tidak suka denganmu.
Saya teringat dengan pepatah Ali Bin Abi Thalib:
“Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu."

Orang yang membencimu selalu melihat hal-hal sepele buat menjatuhkanmu, merusak mentalmu, jadi jangan dihiraukan dan tetap lakukan yang terbaik. Ambil pesannya untuk perbaikan dan jangan menjatuhkan semangat juangmu. Karena setiap pengakuan itu membutuhkan waktu.

Ada apa ya KRL di awal bulan Oktober ini?

Ya sejak hari Senin diawal bulan Oktober ini tepatnya tanggal 07 Oktober 2018 ini, ada yang berbeda dari isi penumpang di KRL!

Yep, sepii banget.
"Sepiiii" yang dimaksud orang yang sering naik kereta pasti beda sama yang dimaksud sama newbie atau orang diluar sana yang jarang pakai KRL. Bener-bener sepi, berdiri itu ga kedorong-dorong ekstrim, ga ada yang namanya susah napas atau kegencet-di kereta.
Bahkan menurut perjalanan gue beberapa hari sebelumnya jam 05.30-06.15 kemarin itu ga terlalu susah buat masuk kedalam keretanya, all seems smooth ga kaya biasanya yang serrrba maksaiiin.
Lalu gue biasanya pulang jam 15.00-16.15 itu ramaiii banget dan belakangan ini sepi banget. Bahkan dari stasiun Sudirman itu keliatan ada beberapa seat yang kosong. Gue sering banget pulang sore dan dapat duduk ketika sampai di Stasiun Manggarai. Alhamdulillah banget.

Biasanya itu gila-gilaan naik kereta, tapi menurut gue ga capek. Karena hanya susah berdesakannya saja dan selanjutnya bagaimana posisi kita saja. Gausah terus pegangan karena itu malah bikin capek nahan beban dari dorongan orang banyak, intinya take it flow aja. Dibandingkan naik busway atau kendaraan pribadi yang ga bisa ditebak bakal sampai kapan ditujuan. Kalo di busway juga sama-sama berdiri udah gitu lebih lama, macetnya ga tertahankan. Kalau pakai kendaraan pribadi lebih lagi lelahnya.


Kamis, 02 Agustus 2018

Your Dream is Yours

Ketika kita punya keinginan, pasti ada saja orang terdekat kita yang ga support. Padahal mereka adalah support system kita. Sangat sedih bukan? Rasanya ingin menghempaskan segala impian dan harapan kita begitu saja. Motivator bilang, tinggalkan orang-orang yang tidak mendukung impianmu. Tapi bagaimana kalau yang tidak mendukung itu adalah orang yang kita cintai? Keluarga misalnya.

GIMANA?

Buat orang yang ambisius, ketika dia bisa nurut dan meredam jauh keinginannya adalah sebuah sikap yang sangat berat. Sekarang ini gue lebih sering berkutat dengan yang namanya bisnis. Jurusan kuliah gue juga bisnis manajemen pemasaran. Hal ini ga akan pernah terwujud, kalau saja gue ga sedikit bandel pada masa itu. Masa yang mana? Oke nanti diceritain sedikit diparagraf bawah.

Ya mulai zaman sekolah SMP, ada aja yang gue jual dulu gue jualan roti bakar yang dititipin ke kantin. Jam 5 subuh gue udah mulai buat dan datang ke sekolah lebih pagi daripada yang lainnya. (Setelah 10 tahun gue baru ceritain ya) hahaa itu pas gue dulu umur 13 tahun. Dan setiap pulang sekolah, gue ngantongin uang. Setiap hari habis terjual, pernah juga sisa 2 atau 3 roti dan dikasih aja ke ibu kantinnya. Gapapa tapi aku tetap enjoy menjalaninya. Rasanya addict.

Lalu sekolah SMA, kegiatan dagang yang paling menonjol itu pas gue umur 16-17 tahun jualan di Kaskus awalnya diajak teman. Lalu partneran. Dulu online shop yang ada cuma Kaskus dan Toko Bagus yang sekarang jadi OLX. Dulu gue belum pakai M-Banking, jadi hampir tiap hari ke ATM di sela-sela waktu istirahat (padahal ga boleh keluar area sekolah) alibi aja terus ke security. Gue juga sering COD-an sama orang asing semuanya cowo dan umurnya dari yang mas-mas sampai bapak-bapak, alhamdulillah baik semua. Dulu di berita lagi maraknya kasus penjahat via COD-an gitu. Reaksi orang tua gue, ya khawatir dan nyuruh stop jangan jualan jualan gitu lagi.  Pokoknya STOP! Tapi apakah gue berhenti?

Sayangnya tidak.

Bukan mulus-mulus aja, pasti ditentang sama orang tua. Padahal kalau sedikit aja mereka support gue pasti senang sekali menjalani bisnisnya. Dan akhirnya, lama-kelamaan mereka mulai mengerti dan memperbolehkan. Yes finally I got their support.

Sampai sekarang pun, support system gue makin bertambah. Tapi ga semuanya mendukung apa yang gue kerjakan, ada yang nyuruh gue lanjut S2, kerja dikantoran, atau belajar jadi calon ibu yang benar. Padahal gue lagi menjalani bisnis yang semakin besar, semakin banyak yang diurus, butuh ketenangan dan pikiran jernih.

Apakah mereka mengerti? Ya ga akan ngerti semuanyalah, ini kan hidup lu.

Ini ibarat lagi main di pantai yang dilihat cuma permukaannya aja. Pesan gue sih, ikutin kata hati. Semuanya pasti ngikutin. Karena kalau lu terbawa arus terus, you don't have your live. Don't let them break your dream. Gue yakin kita semua punya mimpi, untuk membahagiakan sesama, membahagiakan orang-orang yang ternyata ga mendukung kita, membahagiakan partner dan siapapun itu. Bukan, kita mengejar mimpi untuk menang sendiri. Pasti ada sesuatu yang ingin kita makmurkan.

Show them your dream.

Selasa, 10 Juli 2018

Semua Mau Nikah

Siapa disini yang ga mau nikah??

Oke guys, gue pribadi orang yang jarang ngomongin hal ini. Sesuatu hal yang ga perlu dipikirin, di galauin, dipenasarin? Soalnya lu pada pasti akan menikah pada waktunya. Kecuali lu emang memilih untuk tidak menikah dan merasa sudah lengkap tanpa adanya pasangan. Pesan yang gue tekanin, jangan mikirin hal iniii terus. Mikir itu boleh tapi harus disertai action.

Gue juga dulu pernah ada di momen penasaran bakalan sama siapa sih nanti? Gue juga pernah jadi sangat alay gara-gara ini mungkin blog ini yang bersaksi karena ini blog gue kelola dari SMP. Pernah juga sampai toh gue gooling, siapakah jodoh rizky nanda verina. Yaelah google malah nemuin facebook gue. Hahaha sampai sekonyol itu. Gue juga pernah nangis paling lama itu empat jam, gara-gara someone, hahaha sedih banget sih habisan.
Dulu kita berharap orang yang kita sukai akan hidup bersama sampai tua nanti. Gue jamin 100% pasti lebih dari satu orang yang hinggap dihatimu. Ya wajar, bebaslah, terserah lu mau sepuluh juga gapapa, jomblo bebas men. Dulu momen jatuh cinta selalu gue manfaatin buat bikin karya tulis yang bagus, meningkatkan mood dan merasakan hidup seperti di dunia dongeng. Gue ikutin aja alurnya.

Tapi semenjak gue kuliah, lu kalo serius langsung tanyalah ke bapak eke. Satu persatu berganti wajah, hilang ditelan zaman. Udah deh, ga usah ribetin tentang nikah. Banyak hal yang lebih seruuu untuk kita capai. Gue yakin setiap orang tuh ada jodohnya, semenjak kita umur empat bulan di rahim ibu. Pesan gue sih, hidup itu ga usah ribet sebelum mencoba. Ini gue ga mandang gender ya, lu kalau suka ya bilang. Hidup ini masih baik-baik aja kok. (Tapi ini berlaku buat yang belum nikah aja. Yang udah nikah, jangan usik orang lain lg) wkwkw. Dengan catatan lu bilang suka, itu harus ada sesuatu yang dipertanggungjawabkan untuk menikahi.

Nikah itu butuh;
1. Keberanian untuk mengutarakan ke orang tuanya,
2. Kesungguhan untuk kehidupan selanjutnya,
3. Modal minimal mahar untuk mas kawin dan KUA.

Setelah menikah, hidup akan semakin menantang. Apalagi kalau udah dikaruniai seorang putra atau putri. Hello, lu mungkin akan bekerja untuk menghidupi mereka. Harus telaten dalam mendidik, membentuk suatu karakter dan apapun tanggungannya sampai mereka ketemu jodohnya nanti hahaa dikira ga ribet apa ngurus anak. Ya seperti yang orang tua alami terhadap kita.
Yess memang ribet tingkat dewa, tapi semuanya akan lebih manis kok kan ada Allah tempat mengadu segala aral melintang toh. Jangan takut meen.

Ketika lu menginginkan pernikahan, berarti lu menginginkan level yang semakin berbobot. Bukan hanya kesenangan semata. Udah sekarang, mending tag orangnya dulu. Umur lu udah masuk persayaratan MUI untuk menikahkan? wwkwk. Kalau belum jangan coba-coba, nanti viral hei!

With love,
Verina.

Kolak Pisang

Hehe kalau ngomongin kolak pisang inget apa hayo?
Inget ta'jil ketikan bulan Ramadhan (bulan puasa) ya, haha. Waktu menjelang Maghrib, menjelang umat muslim berbuka puasa, pasti jalanan tuh ramaiiii sekali, macet dimana-mana. Tidak seperti hari biasanya. Gue juga ga ngerti deh kenapa ya, harusnya orang puasa tuh tenang damai. Ini malah macet-macetan cuma buat beli ta'jil. Soalnya udah pada kelamaan tidur siang ya wkwk. Ih kadang sebeeeeel banget toh, jalanan jadi macet.

Tapi tapi tapi . . .
Seiring bertambahnya kematangan dari usia, pikiran gue udah mulai bisa memaklumi banyak hal. Seperti hal diatas tadi, berburu ta'jil yang bikin macet. Waktu gue kejebak macet dan macet-macetan bersama yang lainnya, gue ga kesel. Biasa aja, mencoba memaklumi. Toh mereka itu, beli ta'jil buat keluarganya, buat disantap bersama-sama, momen yang membahagiakan.

Gue juga macet-macetan beli ta'jil, bukan buat gue semata kok, melainkan buat orang rumah, buat karyawan. Jadi andaikan kita semua bisa lebih berpikir lebih luas, kalau tiap orang itu memiliki upaya untuk membahagiakan sesama. Hidup pasti jauh lebih indah. Terima kasih kolak pisang, kamu menyadarkanku akan arti kebahagiaan untuk sesama.

Sabtu, 12 Mei 2018

Kerja atau usaha?

Kamu lebih milih kerja atau usaha?

Kalau gue sendiri, pernah mengalami kerja, usaha dan kerja sambil usaha.
Jujur ya kalo gue orang yang paling sering telat kalo kerja, kayanya terlalu santai, tapii ga juga sih. Padahal bangun tuh udah subuh tapi entah ga mau woro-woro. Gue lebih milih sarapan dulu dengan tenang, cari penyemangat di pagi hari, sholat dhuha atau ribet ngurusin bersih-bersih dulu. Kalo gue ga mau lama-lama nunggu di kantor sampe datang waktu kerja, mau ngapain? pikir gue. Misal masuk jam 08.00 paliing cepet gue dateng itu 15 menit sebelumnya dan standarnya 1-5 menit sebelum finger print. Jadi ya sering TENG jam 08.00. Pokoknya ga ada waktu yang terbuang. Jadi 5 menit sebelum kerja dimulai itu, gue sempetin touch up make up dulu. Ya 5 menit waktu yang cukup lama bagi gue untuk sekedar make up natural. Udah deh abis itu kerja.

Nah kadang ada beberapa  hal yang gue kurang suka kalo kerja, misal kerja jam 08.00 - 17.00 nah itu paling-paling efektif gue kerja cuma 2 jam kalo dipadatin. Kalo gue, ada kerjaan nih langsung gue kerjain dengan secepet yang gue bisa. Jadi ya banyak waktu senggangnya. Terus sisanya ngapain? ya browsing, ngobrol, ketawa-ketawa atau me time lah pokoknya.  Tapi enaknya kalo kerja itu, kita berbagi pengalaman sama semua teman dari yang junior sampe senior. Itu berharga banget, gue bisa tau tanpa harus mengalaminya dulu hehe.

Nah kalo usaha, waktu bisa diatur sendiri. Tapi bener-bener ekstra, karena kalo jalanin usaha itu, kita mikirin semuanya, kita yang rancang semuanya, dari hal kecil sampe yang rumit. Misal kebersihan toko, buka tutup toko, ngajarin pegawai cara melayani konsumen, gimana kalo ada komplain, pembukuan, quality control, kejar target buat nutupin cost bulanan, bayar gaji pegawai, ngasih entertain ke pegawai, mikirin juga keamanan toko dan pegawai, ya everything lah. Namanya juga kerja di perusahaan sendiri, jadi ngatur semuanya dulu. Selanjutnya kalo pegawai udah ngerti, baru deh punya sedikit waktu untuk ngapa-ngapain dan merancang bisnis sesuai kondisi. Ini usaha mau dibawa kemana? Budgetnya cukup ga? Beli-beli inventory, panas-panasan karena eike belum bisa beli mobil sendiri jadi kemana-mana pake motor. Yang cepet nyampe dan gampang nyalip. Doain ya dalam waktu dekat ini bisa kebeli mobil.

Ga enaknya kalo usaha itu, kalo usaha yang kondisinya baru sangat mungkin penghasilan belom stabil kadang gaji pegawai itu lebih gede dari pada untung lo karena buat bayarin ruko dan segala kebutuhan. Dan kalo usaha itu bener-bener akselerasi, karena lo dipaksa untuk lebih mature untuk menghadapi segala aral yang melintang. Entah itu ga achieve target, komplain, pegawai yang bikin masalah, dan lain-lain. Jangan heran kalo tiba-tiba nih kepala lo sakit dan badan lemas gara-gara over thinking dan kurang tahan banting.Tapi dibalik itu semua enaknya, lo bisa meremajakan diri dengan refreshing kemana aja, ada rasa syukur yang tak terhingga ketika jasa atau produk lo dipakai orang lain, ada rasa bermanfaat ketika ngasih gaji ke pegawai, berjuang bersama dengan pejuang hidup lainnya, merasa lebih mensyukuri hidup dan kalo penghasilan bagus sehari itu kadang bisa ngantongin uang 5x dari gaji harian pegawai UMR.

Kalo mau dibandingin, antara usaha dan kerja. Masing-masing itu punya tantangan dan masalahnya sendiri, sebenernya sama aja. Gue coba buat perbandingannya ya, menurut gue.
Misal orang usaha kadang tekor, sama aja orang kerja juga seringkali tekor untuk ongkos, makan, tempat tinggal, CC dan kebutuhan lainnya.
Kalo orang usaha pusing untuk kejar target penghasilan, sama aja kaya orang kerja pusing menghadapi segambreng tugas-tugas dikantor.
Orang kantoran berangkat subuh pulang malem sama aja kaya pengusaha yang kesana-kemari ngurusin operasional kerjaan.
Orang baru kerja, masih kontrak kerja bisa jadi dia resign kalo kinerjanya ga mumpuni. Sama aja kaya orang baru usaha, masih minim pengalaman bisa jadi dia gulung tikar kalo ga kuat.

Tapi beda kali, orang kerja itu ada jaminan kesehatan dan asuransi lainnya. Iyaa itu buat pegawai yang biasanya minimal udah diatas 1 tahun kerja, tapi ada juga yang menerapkannya dari awal bekerja. Orang usaha juga bisa, kan sudah banyak penyelenggara jaminan kesehatan yang bagus. Bisa buat nabung juga kan. Orang usaha juga bisa nabung untuk tabungan pensiunnya. Jadi itu gimana kita aja, mengatur keuangan.

Semua sama aja deh, tinggal kitanya aja lebih nyaman dimana dan mau menjalani hidup yang seperti apa? Kalo gue, kenyamanan itu nomer 1 yang paling berharga. Kalo dari prosesnya gue lebih suka usaha atau kerja yang ga terlalu mengikat, yang penting hasilnya kan. Perhatiin juga tuh life balancing dalam bekerja. Kalo ada perusahaan yang lo ga dapetin life balancing contohnya kaya dari bangun tidur sampe mau merem masih dihantui kerjaan dan dimimpiin pula, udah keluar aja deh. Rezeki Allah tuh luas banget, ga disitu doang.

With struggle,
Verina.

Jumat, 02 Maret 2018

Sedekah? Nanti aja deh 2

Setelah gue berpikir lebih dalam,
Mengamati semua orang yang bekerja
Kebanyakan laki-laki sebagai kepala keluarga, kalau gue perhatiin...
Biasanya gue kalau perhatiin orang fokus di satu orang dan sedikit banyak tau apa yang dirasakan orang tersebut.

Oh jadi ini alasannya kenapa gue harus bersedekah?

Mereka bekerja, untuk dapat rezeki berupa uang. Buat apa?
Buat istrinya, (seorang suami pasti dong mau lihat istrinya bahagia dan cantik terus)
Buat anaknya, (orang tua pasti dong pingin ngasih yang terbaik buat anaknya, dari sandang, pangan, papan),
Buat bayar cicilan rumah atau kontrakan, (pasti dong mau hidup ga kepanasan, ga kehujanan)
Buat bayar cicilan kendaraan, (buat kemana-mana kalo mau pergi atau ajak keluarga)
Buat bayar utang,
Buat bayar kebutuhan hidup sehari-hari,
dan lain-lain.
(Hahh berat banget sih ya masalahnya orang dewasa)
Kalian mana pernah tau masalahnya orang tersebut? Misal ada anaknya yang sakit, ga ada uang untuk berobat. Ada yang menahan lapar karena nyimpan uang untuk anaknya. Ada yang menahan haus. Ada yang hampir melakukan tindak kriminal karena ngerasa ga ada timbal balik di jalan yang benar. Dan lain-lain

Mangkanya kalau kita gunakan jasa orang lain, gue sangat menyarankan untuk kasih bonus, terserah mau apa aja. Buat orang lain senang dikit, merasa terbantu dikit, pasti ada syukur yang mereka panjatkan. Allah yang menilai itu semua dan alam yang jadi saksi. Uang yang lo dapetin itu bukan buat lo semua, ada hak orang lain.

Misalnya kamu pesan Go-Food, jangan pesen 1 tapi pesan 2. Satu buat kamu, satu buat abangnya. Kamu ga tau kan rasannya nunggu kaya gimana, rasanya panas-panasan kaya gimana, rasanya jalan kaki dari depan mall ke dalem mall sejauh apa (karena abangnya menghindari biaya parkir yang cuma 2000/jam padahal ga bakal nyampe sejam) berarti kenapa tuh dia sampe ngirit gitu? Biar usahanya jadi hasil, bukan malah tekor.

Kalo pesan ojek atau taxi online, kasih bonus. Terserah ga harus uang, terkadang air mineral lebih mereka butuhkan.

Terus buat kalian yang kemana-mana lebih sering pakai mobil pribadi, coba tuh bagasinya diisi sembako atau mie sekardus atau baju bekas layak pakai. Buat persediaan dibagiin ke orang lain yang membutuhkan. Jadi bagasinya ga kosong lagi guys.

Jangan lupa juga sediain dompet khusus untuk amal. Jadi kaga ada alasan lagi, "ga ada uang kecil".

MasyaAllah indahnya  berbagi ya...

Gue nulis ini semoga bener-bener pada enteng buat sedekah ya. Asli, orang yang lo kasih juga ga bakalan bisa kebeli Lamborghini. Hehehe
Kecuali ada keajaiban yang terjadi :)

Sedekah? Nanti aja deh 1

Tulisan ini terjadi setelah aku merasakannya sendiri.
Ada dua orang di hidupku yang konsisten bersedekah walaupun sebenernya dia lagi butuh. Dua orang aneh yang sering menimbulkan pertanyaan, "kok bisa??"

Kadang gue sebel liatnya, jelas-jelas lo lagi butuh malah ngasih-ngasih ke orang. 
Jawaban menohok dengan ringannya dia keluarkan "ya elah Ver 2000 ga bakal bikin lo miskin"
ya gue juga tau, tapi yang gue perhatiin sehari itu sering banget dia keluarin uang receh, bahkan udah ada saku sendiri buat uang receh-recehan 2000, 5000-an. Berati kan emang niat.

Terus kalo dia ngasih nih, pasti ada aja celetukan gue. "Ngasih tuh ke orang yang bener-bener ngebutuhin, dia sejam disini dikali berapa kendaraan udah berapa dapetnya. Seharian bisa berapa? Ngalahin upah hariannya orang kerja kantoran kali. Terus itu lagi, tiap lampu merah per dua menit misal kali berpa ribu, kali sejam berapa? Sehari bisa dapet banyak tuh."

"Udah kalo sedekah itu gausah disebut-sebut, mau dia bener kek atau ngga kek biarin aja. Karena kalau kita ikhlas kita nanti dapat 700x lipat, tapi kalau kita nyebut-nyebut ya ilang. Kalau dia bohong ya dia dapet dosanya, dosa kita pindah kalo bisa hahaha. Gimana sih siapa yang sering baca Qur'an, dibaca gak artinya tentang sedekah yang Allah janjikan akan dilipatgandakan?" Jawabnya.

Ya udah sampai situ perbincangan  tapi gue ga nerima begitu aja, masih ada something yang masih mengganjal. Sampai akhirnya gue mulai tersadar, setelah mikir lebih dalam.

Kamis, 04 Januari 2018

Sabar?

Sabar melulu, kapan dapet apa yg gue inginkan?
Haha nanti dikasih kok
Diwaktu yang tepat
Pokoknya kalo udah ga sabaran gitu, jangan lupa banyak bersyukur.
Inget, kamu sebelumnya doa apa?
Minta apa?
Nah sekarang lagi di uji, biar saat kamu mendapatkannya kamu tidak menjadi "buas".
Tetep bisa mikir rasional, tetep rendah hati, tetep konsisten, tidak sombong dan lain-lain.

Bayangin, kalo semua permintaanmu langsung dipenuhi.
Rasa-rasanya akan seperti...tidak ada yang kau hargai di dunia ini.
Karena semua sudah ada dengan gampangnya.

Susah sih emang buat sabar, susah banget malah, tapi percayalah suatu saat nanti kamu bisa memilih jalan yang mau kau tempuh. Dan pastinya akan menjadi pelajaran yang sangaaat berharga.

Salam respect,
Verina.