Kamis, 30 April 2015

Masihkah ada alasan untuk menghiraukannya?


Love Your Parents
We Are So Busy Growing Up
We Often Forget That
They Are Also Growing Old

Assalamu'alikum my sister and brother in diin
Apakah kalian mencintai kedua orang tuamu?

Apa sih buktinya kalau kalian cinta sama mereka?

Coba evaluasi,
1. Sudah melakukan apa saja untuk kedua orang tuamu hari ini?
2. Apakah di doa mu sudah mendoakan kedua orang tuamu?
3. Bagaimana kamu menggunakan uang mereka, termasuk fasilitas dari mereka didalamnya?
4. Pada saat kapankah kalian ingat kepada orang tuamu? Saat diingatkan atau saat sedih saja?
5. Siapakah orang yang menjadi motivasi suksesmu?

I guess enough, ini cuma beberapa tindakan yang mengindikasikan bahwa kamu mencintai atau masih kurang peduli kepada kedua orang tuamu.
Kalau kamu merasa telah melakukan apa yang aku tanyakan tadi, alhamdulillah berarti kesadaranmu untuk mencintai orang tua telah bersinar dinuranimu. Tapi kalau masih susah dan masih mikir lama jawabnya, segeralah beristighfar...

Memang keberadaan orang tua terkadang menjadi suatu ujian.
Tetapi kita harus tetap bersabar dan membicarakannya dengan sopan.
Supaya bisa tercipta kekeluargaan yang harmonis dan dicintai Allah pastinya.

Saya berbicara seperti ini, bukan berarti mulus-mulus saja hubungan saya dengan orang tua, semuanya pakai proses. Ya pasti ada tangisan dibelakangnya. Tetapi bagaimanapun juga saya menyayangi mama dan papa. Ingin sukses semuda, secepat mungkin agar mereka bisa merasakan kesuksesan ku, hasil didikannya dan seluruh pengorbanan-perjuangannya.

Saya ingin Mama dan Papa merasakan harum namanya, manis kehidupannya, karena anaknya. 

Nah biasanya pertengkaran antara anak dan emosinya itu kerap kali terjadi pada usia remaja, pencarian jati diri yang susah banget diatur, masih sering berontak kalo dikasih tau, dan secara ga sengaja melukai hati kedua orang tuanya. Kenapa bukan saya tulis (pertengkaran anak dan orang tua) karena saya yakin orang tua tidak akan membenci darah dagingnya sendiri.
Kalau lihat gitu rasanya saya ingin refleks memarahi atau menangis dalam hati, ga tega T_T
"Andaikan mereka mikir, gimana cara orang tuanya menghidupi mereka
Gimana cara orang tua mereka menghasillkan pundi-pundi Rupiah untuk menunjang kehidupan keluarganya
Gimana rasanya menahan lapar, tapi terus bekerja hingga hilang rasa laparnya
Gimana rasanya tetap bekerja walaupun sakit 
Bagaimana mempertaruhkan segenap jiwa dan pikirannya pada pekerjaannya yang mengalami banyak tekanan sana sini
Bagaimana rasanya diperjalanan beliau terkena panas menyengat
kedinginan kehujanan
ketakutan menghadapi dunia kerja yang rawan
 kekhawatiran akan dirinya yang semakin hari menurun produktifitas kinerjanya... (dll)"
Itu semua untuk mu, kawan.
 Cobalah posisikan sebagai orang tuamu
Orang yang telah memberikan jiwa, tenaga, pikiran dan waktunya
Untuk kalian
Putera-Puterinya

Warm regards,
Verina
Sentul City

Kamis, 23 April 2015

Perempuan dan Pulang Malam

Menurut kalian (perempuan) sebenernya kalian nyaman ga sih pergi malem-malem gitu sendirian?
Pastilah ada terbesit rasa aneh, tidak semestinya dan kurang sopan, apalagi kurang bagus untuk kesehatan.

Mungkin ada pendapat lain?
Mungkin sudah ada yang terbiasa, karena kebutuhan dan memang sudah merasa hidupnya adalah outdoor activity.

Ya...
Setelah pendapat itu semua,
apakah sebenarnya Allah ridha dengan tindakan kita?
Bahkan kita sebagai makhluk yang paling dijaganya (wanita) dilarang melakukan perjalanan jauh seorang diri tanpa mahram.

Renungkan kembali ya saudariku
Mengertilah wahai saudaraku...

Perempuan dan laki-laki berbeda, memiliki kodrat yang telah diatur dan memang tidak bisa disamakan. Jika memang terpaksa disamakan, lambat laun akan mengganggu keberadaan sesungguhnya.

Sayangi saudaramu sebagaimana kau menyayangi dirimu.

Sabtu, 18 April 2015

Persiapan Sebelum Ujian

Persiapan sebelum ujian sekolah, ujian kuliah, ujian kenaikan jabatan, ujian lainnya...
Mau tau apa persiapannya?
1. Berbakti kepada orang tua
2. Dahulukan apa yang diminta orang tua

Setelah semuanya selesai
3. Baca doa
4. Baca buku dan latihan terus (perhatikan kondisi tubuh, jangan sampe laper dan haus)

5. Dahulukan ibadah fardhunya, supaya tenang.

Refreshing otaknya bisa dengan gerak-gerakkan badan atau lakukan apa yang ingin dilakukan, dengan memperhatikan waktu dan tenaga yang terbuang...
Tetap prioritaskan ujian!
#Yakin hasilnya akan memuaskan

Gue sendiri pernah  ngalamin the miracle of  being loyal to parents,
kejadiannya itu kelas 2 SMA. Dulu gue jurusannya IPA bukan karena gue pinter hitung-hitungan tapi dapetnya di IPA dan lebih nyaman disitu.
Jadi waktu itu, keesokan harinya ada ujian FISIKA! Do you know I'm very yuck with that lesson.
Lagi bab torsi, tau kan yang ngitung gaya dari engsel pintu misalkan...
Nah gue bingung banget
Belajar juga ga ngerti
Soalnya, gue tau pasti soal ulangannya besok lebih kreatif dari yang gue pelajari di kelas

Dan malam pun tiba,
Bukannya belajar....tapi gue malah mijetin mama.
Sambil bilang "Ma sebenernya besok aku ulangan fisika loh, aku belom belajar" (padahal abis itu tidur)
Terus kata mama, "Udah gapapa, entar langsung dapet 100"
........
Waktu ulangan fisika pun tiba, soal dibagikan dan tipe soalnya ada empat jenis
Gimana gue nanya ke temen kalo begini?
Ngerjain aja selogikanya, nanya ke temen sebangku
Bantuan entah dari siapa waktu itu
Karena gue duduk dibarisan belakang jadi agak bisik-bisik gitu
and you should know that my teacher is very strict, jeli banget matanya, yang nyontek tuh bisa diambil kertasnya
Rasain aja gimana tegangnya dikelas,
Tapi gue biasa aja sih-kaya udah mati gitu tegangannya hehe
........
Nilai Fisika udah keluar!
........
Rizky Nanda Verina
........
Aku liatin aja itu kertas portofolionya, ternyata hasilnya....
.....
Perfect! dapet 100!

Aneh kan, aku kayanya masih nyimpen kertas itu kalau dicari-cari lagi soalnya itu kertas bersejarah hehehe

Oke ini ceritaku, sekian wassalam :)
Bagaimana cerita keajaibanmu?

Oya doain ya, aku senin depan udah ujian tengah semester semoga hasilnya memuaskan :)