Love Your Parents
We Are So Busy Growing Up
We Often Forget That
They Are Also Growing Old
Assalamu'alikum my sister and brother in diin
Apakah kalian mencintai kedua orang tuamu?
Apa sih buktinya kalau kalian cinta sama mereka?
Coba evaluasi,
1. Sudah melakukan apa saja untuk kedua orang tuamu hari ini?
2. Apakah di doa mu sudah mendoakan kedua orang tuamu?
3. Bagaimana kamu menggunakan uang mereka, termasuk fasilitas dari mereka didalamnya?
4. Pada saat kapankah kalian ingat kepada orang tuamu? Saat diingatkan atau saat sedih saja?
5. Siapakah orang yang menjadi motivasi suksesmu?
I guess enough, ini cuma beberapa tindakan yang mengindikasikan bahwa kamu mencintai atau masih kurang peduli kepada kedua orang tuamu.
Kalau kamu merasa telah melakukan apa yang aku tanyakan tadi, alhamdulillah berarti kesadaranmu untuk mencintai orang tua telah bersinar dinuranimu. Tapi kalau masih susah dan masih mikir lama jawabnya, segeralah beristighfar...
Memang keberadaan orang tua terkadang menjadi suatu ujian.
Tetapi kita harus tetap bersabar dan membicarakannya dengan sopan.
Supaya bisa tercipta kekeluargaan yang harmonis dan dicintai Allah pastinya.
Saya berbicara seperti ini, bukan berarti mulus-mulus saja hubungan saya dengan orang tua, semuanya pakai proses. Ya pasti ada tangisan dibelakangnya. Tetapi bagaimanapun juga saya menyayangi mama dan papa. Ingin sukses semuda, secepat mungkin agar mereka bisa merasakan kesuksesan ku, hasil didikannya dan seluruh pengorbanan-perjuangannya.
Saya ingin Mama dan Papa merasakan harum namanya, manis kehidupannya, karena anaknya.
Nah biasanya pertengkaran antara anak dan emosinya itu kerap kali terjadi pada usia remaja, pencarian jati diri yang susah banget diatur, masih sering berontak kalo dikasih tau, dan secara ga sengaja melukai hati kedua orang tuanya. Kenapa bukan saya tulis (pertengkaran anak dan orang tua) karena saya yakin orang tua tidak akan membenci darah dagingnya sendiri.
Kalau lihat gitu rasanya saya ingin refleks memarahi atau menangis dalam hati, ga tega T_T
"Andaikan mereka mikir, gimana cara orang tuanya menghidupi mereka
Gimana cara orang tua mereka menghasillkan pundi-pundi Rupiah untuk menunjang kehidupan keluarganya
Gimana rasanya menahan lapar, tapi terus bekerja hingga hilang rasa laparnya
Gimana rasanya tetap bekerja walaupun sakit
Bagaimana mempertaruhkan segenap jiwa dan pikirannya pada pekerjaannya yang mengalami banyak tekanan sana sini
Bagaimana rasanya diperjalanan beliau terkena panas menyengat
kedinginan kehujanan
ketakutan menghadapi dunia kerja yang rawan
kekhawatiran akan dirinya yang semakin hari menurun produktifitas kinerjanya... (dll)"
Itu semua untuk mu, kawan.
Cobalah posisikan sebagai orang tuamu
Orang yang telah memberikan jiwa, tenaga, pikiran dan waktunya
Untuk kalian
Putera-Puterinya
Warm regards,
Verina
Sentul City
