Sabtu, 27 September 2014

Tragedi 20 September 2012

Halo readers, udah lama ya ga denger cerita-cerita saya lagi?
*ga ada yang nyariin juga*

Seharusnya nih nulisnya kemarin, cuma kemarin itu lelah banget pikiran karena nyerap ilmu terus dari jam 08.00-16.00 dan pulangnya kena gerimis pula.

Dua tahun yang lalu 20 September 2012 tepat pada hari Kamis.
Hari luar biasa yang sangat menakjubkan bersama kedua sahabatku.
Hari saat aku berhenti hidup dari dunia ini untuk selama-lamanya berjumpa dengan para malaikat atau,
Hari saat aku mengawali hidup dengan trauma besar, atau
Hari saat aku mengawali hidup dengan tubuh yang cacat, atau
Hari saat aku mengawali di tempat yang berbeda, atau
Hari saat aku mengawali kehilangan kebersamaan bersama keluargaku dan kerabat karibku,

Hari
saat
aku . . .  .

*gelap, terasingkan, menyayat luka, riuh cepat, kejam*

Sudahlah, semua itu sudah berakhir dengan selamat atas pertolongan Allah yang maha berkuasa.
Alhamdulillah sampai sekarang bisa bertahan hidup.

2 Tahun kemudian,
Aku sedang mengayomi perkuliahan. Saat itu aku sedang berada diruangan aula yang besar memperhatikan cerita-cerita orang muda yang sudah mempunyai omset besar. Disini aku masih hidup, bukan di alam baka sana. Aku masih bisa terus berharap, berdoa, bertaubat. Harapanku masih bisa dilanjutkan dan semakin berkembang. Aku semakin bersyukur, karena aku masih hidup.
2014 ini dalam waktu yang sama aku mengikuti kegiatan ospek jurusan mendengarkan cerita cerita para orang muda sukses.

Malamnya aku pulang menyusuri perjalan yang indah, dibawah lampu jalan yang menerangi, ditambah lagi suasana menyejukkan di daerah perbukitan. Merasa tenang bisa kembali kerumah kontrakan bersama teman-teman yang ku sayangi.

20 September yang lalu, jika aku tidak diperkenankan dan jatah hidupku sudah habis. Mungkin namaku sudah tertulis dibatu nisan atau salah satu diantara kami bertiga yang sudah mendahului. Namun, sekarang kita semua masih mempunyai kewajiban menjadi khalifah, pemimpin di dunia ini. Berkatilah impian dan jalan kesuksesanku ya Rabb.

Hargailah jatah hidupmu kawan!

Aku bahagia jika kalian memanfaatkan hidup sebaik mungkin, mencoba peluang-peluang yang ada.
Aku tidak akan merasa dengki kalau kalian lebih sukses dari ku
Aku tidak akan merasa sedih jika kalian sudah sangat sukses dan sibuk, lalu sulit untuk berbincang denganku
Aku selalu mendukungmu kawan, songsonglah masa depan untuk orang tuamu, duniamu, agamamu.

Selamat berlayar, mengarungi ombak !