Sabtu, 23 November 2013
Kamis, 14 November 2013
Mungkinkah aku?
Assalamualaikum dan salam sejahtera kawan.
Tergerak hatiku untuk membagi ceritaku.
Sebelumnya apakah kalian mengenalku?
Aku tidak tau siapa saja yang sering berkunjung di blog random ku ini. Tapi terima kasih banyak ya. Dan maaf kalau yang aku share disini mungkin hanya aku yang mengerti betul.
Oke sampai disitu dulu intronya.
Saya ini seorang muslimah biasa yang sekarang menyandang sebagai mahasiswa semester pertama di sekolah tinggi ekonomi islam yang bernama Tazkia. Dimana semua mahasiswinya wajib mengenakan hijab sebagaimana mestinya seorang muslimah.
Dulu saya tidak seperti ini (berhijab). Mulai dari perilaku, cara berpakaian, cara menyenangkan diri, dll itu semua masih berjudul "kebebasan". Kalau saja saya tidak melanjutkan pendidikan di sekolah tinggi ekonomi islam ini, kemungkinan besar. . . saya tidak akan berhijab dan pastinya akan mengenakan jilbab sesuai hati saya kapan mau memakainya. Dulu saya berfikir saya akan memakai jilbab kalau saya sudah menikah dan dewasa betul. Pasti saya menghiraukan kerudung saya, jikalau saya memakainya pasti tidak akan konsisten alias on off.
Ternyata "lingkungan" sangat berperan besar.
Seperti pepatah, kalau anda berkawan dengan penjual minyak wangi maka anda otomatis akan wangi.
Nah seperti itulah yang saya hadapi sekarang.
Sehari sebelum saya belajar di lingkungan islami ini, saya masih berfikir untuk tetap bisa berjalan-jalan keluar tanpa memakai hijab. Dan berprinsip "learning by doing".
Ya prinsip itu memang saya jalankan. Meski sedikit ada paksaan dan penolakan. Tapi akhirnya saya terima.
Baru beberapa hari saya disini saya mulai mengetahui seberapa pentingnya menutup aurat itu. Padahal sebelum saya berhijab, saya selalu memakai pakaian sopan. Yang terlihat hanya rambut dan beberapa anggota tubuh yg sewajarnya terlihat.
*kembali pada ilmu berhijab yang saya dapatkan tadi*
Dalam hati saya berargumen "oh jadi begitu alasannya, ah saya sudah terlanjur tau ilmunya, karena saya mendengar dan menyimaknya. Artinya kalau saya sudah tau ilmu itu tapi masih saya langgar berarti saya berdosa". Bodohnya, ada rasa penyesalan saat mengetahui ilmu itu. Hati saya masih belum bisa tunduk.
Nah waktu acara ospek, saya dan teman teman disuruh menulis 100 impian. Dan entah mengapa............
Di daftar pertama saya menuliskan "Memakai hijab secara konsisten dan sempurna" . Aneh bin ajaib.
Hati saya berkata bahwa sudah muncul kecintaan saya pada benda yang bernama "jilbab atau kerudung" itu.
Berlaku lah pepatah "tak kenal maka tak sayang".
Oh berarti saya sudah mengenal benda itu. Benda lama dan selalu ada tapi hanya saya gunakan di hari jumat ketika sekolah dulu dan ketika hari raya umat Islam.
Maaf, saya bercerita sampai sini dulu. Saya ada kelas hari ini jam 10.20. Terima kasih.
Selasa, 12 November 2013
Entahlah
Gue ga tau kalo lo bakalan sejahat ini sama gue.
Entahlah itu jahat atau tega. Haha beda tipis ya, intinya sama aja.
Entahlah apa yang membuat lo buat berfikiran seperti itu.
Mungkin emang lo udah tidak butuh kehadiran gue lagi.
Lo dateng cuma ada butuh aja kan dan sering banget menyekian kali kan keberadaan gue.
Ya gue terima itu semua.
Tapi sekarang gue janji buat berhenti dari kehidupan lo. Berhenti.
Jangan pernah terlalu baik lagi.
Ga ada yang salah sih.
Ini pasti udah ada jalannya masing-masing.
Jadi... Oh gini ternyata.
Ya Allah engkau tau yang terbaik, jauhkanlah dia kalau memang tidak baik untukku.
Lindungilah aku.
Sayangilah dia yang masih belum terketuk hatinya.
Buatlah aku mudah dan yakin untuk meninggalkan itu semua. Aku bisa bahagia sebelum datangnya dia. Sekarang aku lebih punya kehidupan yang lebih berkesan.